ketika aku memilih berbicara lewat tulisan...

Monday, March 7, 2016

Jangan ngarep, ntar sakit !



Mencintai dan dicintai adalah fitrah manusia. Tentu tak sebatas rasa itu saja. Sebagai manusia kita tentu membutuhkan sosok untuk dimiliki, tak cukup hanya dicinta. Meskipun banyak yang bilang mencintai tak harus memiliki. Aihh…kurasa presepsi itu perlu dikaji ulang.
Ya, maksudnya mencintai yang bagaimana dulu nih? Kalau misal kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memiliki seseorang (ex: seorang laki-laki mengajak taaruf wanita) kemudian ternyata tidak bisa memiliki (ex: taarufnya tidak bisa dilanjutkan karena wanita merasa tidak cocok). Itu sih ya emang harus ikhlas kalau gak bisa memiliki, mungkin memang bukan jodoh.
Tapi kalau belum apa-apa udah nyerah, minder, gak ada usaha apa-apa terus cuma berdalih mencintai tak harus memiliki. Huah ! itu sih pengecut (sorry to say like that). Yang lebih parah lagi kalau ada orang yang memilih untuk mencintai pasangan (suami/istri) orang lain. Terus dengan santai berdalih gini, “Perasaan ini fitrah, aku gak bisa mencegahnya. Gak apa-apa, aku rela. Toh mencintai gak harus memiliki.”
Ciaaattttt ! kalau itu aku angkat tangan. Kayaknya perlu di ruqiyah biar sadar. Karena jelas-jelas apa yang dilakukannya salah. Itu bukan fitrah, tapi kesalahan ! Itu hanya nafsu syetan yang diikuti.
Well, balik lagi tentang fitrah ya. Tentang kebutuhan akan sosok pendamping (uhuk ! maaaf batuk..) Untuk perempuan seusia saya (Yang beberapa tahun lagi masuk seperempat abad, hiks..) mungkin udah kenyang dengan pertanyaan “kapan…?” (titik-titik silahkan jabarkan sendiri).
Apalagi kalau teman-teman sebaya satu persatu sudah mulai melepas masa lajangnya. Tak jarang terbesit pertanyaan dalam hati, giliran aku kapan ya? (nyari tissue)
Dududuh…sabar, ntar juga ada waktunya. Aku bukannya gak pernah usaha. Aku sempat membuka hati kepada laki-laki (meskipun dengan cara yang gak syar’i). Sempat berharap dialah yang selama ini aku cari. Sudah membayangkan masa depan bersama. Apalagi dia juga sudah menebar janji-janji masa depan seenak udelnya (syalaala..). Dia bahkan sudah mengenalkan diri dengan orang tuaku (Opo to iki? Malah curhat !)
Hmmfftthh…ternyata aku harus rela membuang semua harapan itu. Harapan tinggal lah harapan. Dia memilih mundur dengan alasan yang kurang bisa aku terima. Menurut aku pribadi, sebagai laki-laki dia kurang bisa mengambil keputusan. Mungkin dia masih labil, entahlah. Tapi biarlah, itu hidup dia…hak dia.
Stop ah ! daripada malah jadi curhat kemana  mana. Mending aku cukupkan saja sampai di sini tulisannya. Pesannya, sebagai perempuan sebaiknya kita jangan terlalu percaya dan berharap dengan kalimat-kalimat pamungkas laki-laki. Dan sebagai laki-laki juga jangan suka umbar janji seenak udel kalian ya. kasihan perempuan tau ! sakitnya tuh dimana mana.
Karena setahu aku, harga diri laki-laki itu ada di ucapannya. Jadi, kalo laki-laki yang gak bisa tepatin janji-janji ucapannya bisa dibilang udah gak punya harga diri lagi. Jangan jadi laki-laki yang cuma bisa obral janji. Mending gak usah banyak omong, langsung buktikan dengan tindakan. Istilahnya talk less do more lah.
Mungkin juga ini pelajaran buat aku. Memang benar, lelaki yang benar-benar serius gak akan ngajak pacaran tapi langsung ngajak nikah ! prok..prok..prok..
Tetap semangat yah jomblo single, one day kita pasti ketemu dengan Mr/Mrs. Right kita kok ! cukup sekian, terimakasih (nyruput susu coklat anget).


#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari

6 komentar:

  1. Tulisannya enak dibaca.. Asoi banget dah.. Hehe..

    Semoga segera bertemu dengan jodohnya yaa.. Aamiin..

    ReplyDelete
  2. Asiiiik nabok banget dah ah...

    ReplyDelete
  3. Bang Syaiha : Aamiin...semoga di ijabah do'anya sama Allah. makasih Bang doa nya

    Ana : Yuhuu...semangat terus !

    Mbak Rifa : Wiw ! makasih dah mampir mbak :)

    ReplyDelete
  4. kalo ada saudara yg nanya kapan nyusul di pesta pernikahan, pasti bete walaupun muka senyum-senyum. coba kita tanya balik dia kapan nyusul di upacara kematian, giliran dia yg bete wkwkwk

    ReplyDelete
  5. Mbak Febie : hehe jangan Mbak Febie, nanti kualat :D

    ReplyDelete

© Liana's Blog, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena