Kampus STAN-Bintaro |
“Aku mau resign, Mas…
“Ini kesempatan terakhirku. Tahun depan aku
sudah tidak bisa lagi mencobanya, ada batasan umur di sana,” ucapku kepada Mas
Kun, senior aku di tempat kerja.
“Jujur aku shock mendengar keputusanmu,
dek ul. Tapi kalau memang itu sudah menjadi pilihanmu, aku cuma bisa mendo’akan
semoga kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan,” balasnya.
“Makasih, Mas…” Aku berkaca-kaca, ada
sedikit sesak di dada.
“Nanti aku bantu ngomong ke Pak Samsul,”
kata Mas Kun.
Mas Kun sudah seperti kakakku, tak jarang
aku bercerita banyak hal kepadanya. Bahkan untuk masalah ini pun, dia orang
pertama di tempat kerja yang kuberi tahu.
Sebenarnya kontrak kerjaku masih enam
bulan lagi. Tapi aku memutuskan resign, aku ingin fokus belajar untuk mengikuti
tes masuk perguruan tinggi kedinasan impianku. Waktu belajarku hanya tiga
minggu waktu itu. Aku merasa waktuku sangat terbatas. Kalau aku masih bekerja,
tentu itu sangat tidak efektif. Belum lagi kalau aku harus lembur di hari
minggu. Kapan aku belajar? Pikirku waktu itu.
Keputusan yang tidak mudah, apalagi
setelah berita resign aku menyebar ke semua teman-teman kerja di divisiku. Banyak
dari mereka yang menyarankan agar aku resign setelah aku dinyatakan diterima
saja. Ya, aku sadar kalau nanti aku gagal itu berarti aku akan jadi
pengangguran.
Salah satu sanak saudaraku bahkan sempat
bilang kalau aku itu tidak pintar-pintar banget. Gak usah mimpi tinggi-tingi,
katanya. Di sana itu kampusnya orang-orang cerdas. Ya Allah…sejujurnya itu
kalimat yang sangat menyakitkan. Aku bukannya tidak tahu diri. Ya, aku tahu
ucapan saudaraku itu benar. Tapi, bukankah lebih baik jika “beliau yang
terhormat dan berpendidikan” tidak mengucapkan kalimat itu? Hmmftt *Emot lesu
ada keringat di dahi.
Sudahlah, saat itu aku tidak mau
berlarut-larut memikirkannya. Yang terpenting aku sudah mendapatkan restu dari
kedua orangtuaku untuk resign dan mengikuti tes masuk kampus impianku.
Kebahagiaan yang luar biasa saat aku
menginjakkan kaki di kampus impian yang sering kusebut sebagai bumi impian itu.
Aku bahagia, sangat bahagia, sungguh. Meskipun aku menginjakkan kaki di sana
hanya untuk melakukan proses verifikasi berkas dan mengambil nomor ujian.
Tanggal 21 Juli 2013 aku akhirnya
mengikuti tes seleksi. Saat itu bulan Ramadhan, aku ingat sekali. Dan meskipun
hasilnya aku memang gagal, tapi aku bahagia. Setidaknya aku sudah pernah
memperjuangkan apa yang sempat menjadi mimpiku. Lebih baik gagal daripada tidak
mencoba sama sekali, itu prinsipku waktu itu. Maafkan aku Ma, pa… :’)
Tepat satu bulan setelahnya, tanggal 21
Agustus 2013 aku mendapatkan panggilan tes sebuah perusahaan otomotif. Allah
mengganti kegagalanku. Allah bayar semuanya dengan diterimanya aku di salah
satu perusahaan otomotif terbesar di kelasnya. Alhamdulillah…
Allah memang tidak memberi apa yang aku
inginkan. Tapi Allah memberi yang aku butuhkan. Mungkin menurut Allah aku lebih
butuh pekerjaan ini, terimakasih ya Allah :’)
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
Nggak apa-apa. Tuntutlah ilmu setinggi tiang jemuran. Kalo seandainya Mentok jadi irt kan bersertifikasi s1. Pastikan membuat perbedaan besar dalam pendidikan generasi bangsa
ReplyDeleteTetaplah menjadi pembelajar dimana saja.. Belajar tidak hanya di bangku kuliah.. Bisa dimana saja dan kapan saja..
ReplyDeletesip, terimakasih Mbak Febie dan Bang Syaiha :)
ReplyDeleteYuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny