ketika aku memilih berbicara lewat tulisan...

Wednesday, March 23, 2016

Bumi Impian



Kampus STAN-Bintaro

“Aku mau resign, Mas…
 “Ini kesempatan terakhirku. Tahun depan aku sudah tidak bisa lagi mencobanya, ada batasan umur di sana,” ucapku kepada Mas Kun, senior aku di tempat kerja.
“Jujur aku shock mendengar keputusanmu, dek ul. Tapi kalau memang itu sudah menjadi pilihanmu, aku cuma bisa mendo’akan semoga kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan,” balasnya.
“Makasih, Mas…” Aku berkaca-kaca, ada sedikit sesak di dada.
“Nanti aku bantu ngomong ke Pak Samsul,” kata Mas Kun.
Mas Kun sudah seperti kakakku, tak jarang aku bercerita banyak hal kepadanya. Bahkan untuk masalah ini pun, dia orang pertama di tempat kerja yang kuberi tahu.
Sebenarnya kontrak kerjaku masih enam bulan lagi. Tapi aku memutuskan resign, aku ingin fokus belajar untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi kedinasan impianku. Waktu belajarku hanya tiga minggu waktu itu. Aku merasa waktuku sangat terbatas. Kalau aku masih bekerja, tentu itu sangat tidak efektif. Belum lagi kalau aku harus lembur di hari minggu. Kapan aku belajar? Pikirku waktu itu.
Keputusan yang tidak mudah, apalagi setelah berita resign aku menyebar ke semua teman-teman kerja di divisiku. Banyak dari mereka yang menyarankan agar aku resign setelah aku dinyatakan diterima saja. Ya, aku sadar kalau nanti aku gagal itu berarti aku akan jadi pengangguran.
Salah satu sanak saudaraku bahkan sempat bilang kalau aku itu tidak pintar-pintar banget. Gak usah mimpi tinggi-tingi, katanya. Di sana itu kampusnya orang-orang cerdas. Ya Allah…sejujurnya itu kalimat yang sangat menyakitkan. Aku bukannya tidak tahu diri. Ya, aku tahu ucapan saudaraku itu benar. Tapi, bukankah lebih baik jika “beliau yang terhormat dan berpendidikan” tidak mengucapkan kalimat itu? Hmmftt *Emot lesu ada keringat di dahi.
Sudahlah, saat itu aku tidak mau berlarut-larut memikirkannya. Yang terpenting aku sudah mendapatkan restu dari kedua orangtuaku untuk resign dan mengikuti tes masuk kampus impianku.
Kebahagiaan yang luar biasa saat aku menginjakkan kaki di kampus impian yang sering kusebut sebagai bumi impian itu. Aku bahagia, sangat bahagia, sungguh. Meskipun aku menginjakkan kaki di sana hanya untuk melakukan proses verifikasi berkas dan mengambil nomor ujian.
Tanggal 21 Juli 2013 aku akhirnya mengikuti tes seleksi. Saat itu bulan Ramadhan, aku ingat sekali. Dan meskipun hasilnya aku memang gagal, tapi aku bahagia. Setidaknya aku sudah pernah memperjuangkan apa yang sempat menjadi mimpiku. Lebih baik gagal daripada tidak mencoba sama sekali, itu prinsipku waktu itu. Maafkan aku Ma, pa… :’)
Tepat satu bulan setelahnya, tanggal 21 Agustus 2013 aku mendapatkan panggilan tes sebuah perusahaan otomotif. Allah mengganti kegagalanku. Allah bayar semuanya dengan diterimanya aku di salah satu perusahaan otomotif terbesar di kelasnya. Alhamdulillah…
Allah memang tidak memberi apa yang aku inginkan. Tapi Allah memberi yang aku butuhkan. Mungkin menurut Allah aku lebih butuh pekerjaan ini, terimakasih ya Allah :’)


#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari

4 komentar:

  1. Nggak apa-apa. Tuntutlah ilmu setinggi tiang jemuran. Kalo seandainya Mentok jadi irt kan bersertifikasi s1. Pastikan membuat perbedaan besar dalam pendidikan generasi bangsa

    ReplyDelete
  2. Tetaplah menjadi pembelajar dimana saja.. Belajar tidak hanya di bangku kuliah.. Bisa dimana saja dan kapan saja..

    ReplyDelete
  3. sip, terimakasih Mbak Febie dan Bang Syaiha :)

    ReplyDelete
  4. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

© Liana's Blog, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena