Liana's Blog

ketika aku memilih berbicara lewat tulisan...

Monday, August 22, 2016

Tentang Rindu

bersabar dalam kerinduan :)




Rindu,
Adakah hal yang lebih menyesakkan dari sebuah kerinduan?

Kerinduan dari dua orang yang ditakdirkan bersama namun belum jua Tuhan pertemukan.
Jika langit merindu mentari saat malam menguasai, ia tak akan pilu. Sebab tau esok kan menghampiri.

Sedang aku?
Aku tak pernah tau kapan pertemuan itu. Dan inilah yang paling menyesakkan dari kerinduanku.

Merindu nama yang susunan abjadnya belum bisa kubaca.
Jika sudah begini, apa yang paling manjur mengobati kerinduan selain pertemuan?

Lagi, kembali kuucapkan.
Untuk kamu, juga aku. Selamat berjuang saling menemukan :)

-Ulfa Desiliana-
Tegal, 22 Agustus 2016
Read More

Thursday, August 18, 2016

Untuk Kamu

Terimakasih masa lalu telah menuntunku menemukan masa depan    






Untuk kamu orang yang kelak mendampingiku. Kamu yang akan menemaniku menghabiskan sisa usia di dunia dan membersamai di surga.  Ini untuk kamu.

Sebelum bertemu kamu, aku pernah terluka. Mungkin dilukai lebih tepatnya. Jika nanti kamu menemukan “masa lalu” di tulisan-tulisanku dahulu, kuharap kamu sudi mengerti. Anggap saja itu proses yang harus aku lewati sebelum bertemu kamu.

Waktu memang mampu menyembuhkan luka masa laluku tapi percayalah, hanya perjumpaan denganmu yang membuat aku lupa dengan “bekas” nya. Bahkan senyum kamu, dengan mudahnya membuang jauh semua kenangan kelam itu.

Tapi luka itu nyatanya memberiku banyak pelajaran. Tuhan tidak mungkin mengambil sesuatu jika itu baik untukku. Maka Tuhan terpaksa mematahkan hatiku untuk memisahkanku dari orang yang salah.

Kamu, aku yakin kamu orang terbaik yang Tuhan pilihkan untukku. Orang pertama yang akan membaca tulisan-tulisanku nantinya. Orang yang akan menemaniku mendatangi tempat-tempat indah di dunia. Orang yang akan tertawa bersamaku dan menguatkanku saat ujian Tuhan menghampiri. Dan lebih dari cinta dan bahagia, aku menginginkan surga di kebersamaan kita nanti.

Untuk kamu, juga aku. Selamat berjuang saling menemukan :)


Tegal, 17 Agustus 2016

Read More

Thursday, April 14, 2016

Bisakah Kalian Berhenti Menanyakannya?



Entah kamu orang yang keberapa dari mereka yang sebelumnya juga telah menanyakan hal itu padaku. Dan ini kesekian kalianya aku harus terpaksa tersenyum sambil menjawab “belum.” Terpaksa? Kenapa aku harus terpaksa? Iya. Pertanyaan itu awalnya biasa saja di telingaku. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak yang menanyakannya semakin membuat sesak di dada.
Tak jarang aku berfikir, sudah teramat tua kah aku untuk sendiri? Sehingga kamu dan mereka seolah menganggap “aneh” di usiaku yang dua tahun lagi memasuki seperempat abad ini masih sendiri? Demikiankah? Atau apa yang ada di fikiran kalian? Coba jelaskan, aku ingin mengerti.
Jangan tanya kenapa, karena bahkan aku sendiri tak tahu. Menikah? Siapa yang tak mau. Aku juga sama sepertimu, pun ingin seperti kalian. Bersatu membangun keluarga bersama jodoh pilihan-Nya. Mengandung buah hati, lalu melahirkannya. Sempurna sudah hidup seorang wanita kala itu.
Tapi, aku bisa apa saat ini? Saat Tuhan masih enggan mempertemukanku dengannya. Sekarang Tuhan masih ingin aku sendiri. Mungkin aku belum layak disandingkan dengannya. Atau entah alasan apa lagi aku pun tak tahu. Aku mungkin memang tidak seberuntung kalian yang telah lebih dulu menikah. Tapi, bukankah menikah itu bukan sebuah perlombaan?
Kalian mungkin tidak pernah ada di posisiku. Aku mengerti jika kalian tidak memahami perasaanku. Tapi aku minta, berhentilah menanyakan itu. Sebab aku sendiri tak mampu menjawabnya. Terimakasih, mungkin itu adalah wujud peduli kalian padaku. Tapi percayalah, tiap tanya yang kalian lontarkan itu menambah sesak di dada. Dan sering membuatku bergumam dalam hati, Tuhan…aku juga ingin menikah.



#OneDayOnePost

Read More

Tuesday, April 5, 2016

My Prince Charming

Ceritanya ini tuh sedikit lanjutan dari cerbung aku kemarin (baca yaa), hihi...
agak aneh sih, kayak bukan cerpen. malah jadi kayak semacam cerita ahah..
biarin ahh, check this out ^^





Gagah adalah orang yang kukenal lima tahun lalu. Saat aku masuk kuliah, dia sudah di tingkat akhir. Tak banyak interaksi diantara kami selama satu tahun belajar di kampus yang sama. Hanya pernah sama-sama menjadi panitia acara buka bersama dan mengikuti acara bakti sosial yang diadakan oleh kampus.
            Tapi entah mengapa aku memiliki perasaan yang berbeda kepadanya. Ya, aku tertarik dengan Gagah. Dia lelaki yang dewasa, pintar dan humoris, aku suka. Gagah juga sosok yang supel, ramah, dan sopan. Meskipun yang kutahu dia adalah seorang piatu dari kecil. Tapi dia berhasil tumbuh menjadi lelaki yang berkepribadian baik, aku salut.
            Awalnya, aku kira ini hanya rasa kagum kepada kakak tingkat. Tapi nyatanya sejak Gagah lulus dan wisuda aku merasa ada yang hilang. Entahlah, aku juga tidak tahu. Aku selalu berusaha menepis pikiran tentang Gagah. Apalagi salama ini dia juga tidak pernah memberikan sinyal apapun. Impianku untuk menikah setelah wisuda tidak terwujud. Aku belum menemukan lelaki lain yang membuat aku tertarik. Sejauh ini Gagah masih yang terbaik.
            Setahun bekerja membuatku mulai melupakan keinginanku untuk menikah. Aku mencoba meyakini saja bahwa suatu hari nanti jodohku pasti akan datang. Dan benar saja, hari itu entah mimpi apa aku malamnya tiba-tiba aku mendapat proposal ta’aruf. Aku bahkan nyaris tak percaya pengirim proposal itu adalah Gagah.
            Betapa bodohnya aku selama ini tidak pernah tahu bahwa Perwira adalah nama lengkap Gagah. Ya Tuhan mengapa Engkau begitu sudi mengirim seorang Gagah Perwira untukku. Andai ada kata yang lebih dari Alhamdulillah untuk memanjatkan syukurku ini.
            Proses ta’arufku berlangsung sebulan. Aku dan Gagah mantap untuk menikah. Hari Jumat pagi di Masjid Agung kota, Gagah mengucap janji suci itu. Air mata menjadi bukti bahagia yang tak mampu kuungkap. Barakallahu lakuma wa baraka alaikumaa wa jama’a bainakuma fii khaiir…doa yang dilantunkan oleh semua yang menyaksikan akad pernikahan kami. Alhamdulilah…



#OneDayOnePOst
 

Read More

© Liana's Blog, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena