ketika aku memilih berbicara lewat tulisan...

Tuesday, April 5, 2016

My Prince Charming

Ceritanya ini tuh sedikit lanjutan dari cerbung aku kemarin (baca yaa), hihi...
agak aneh sih, kayak bukan cerpen. malah jadi kayak semacam cerita ahah..
biarin ahh, check this out ^^





Gagah adalah orang yang kukenal lima tahun lalu. Saat aku masuk kuliah, dia sudah di tingkat akhir. Tak banyak interaksi diantara kami selama satu tahun belajar di kampus yang sama. Hanya pernah sama-sama menjadi panitia acara buka bersama dan mengikuti acara bakti sosial yang diadakan oleh kampus.
            Tapi entah mengapa aku memiliki perasaan yang berbeda kepadanya. Ya, aku tertarik dengan Gagah. Dia lelaki yang dewasa, pintar dan humoris, aku suka. Gagah juga sosok yang supel, ramah, dan sopan. Meskipun yang kutahu dia adalah seorang piatu dari kecil. Tapi dia berhasil tumbuh menjadi lelaki yang berkepribadian baik, aku salut.
            Awalnya, aku kira ini hanya rasa kagum kepada kakak tingkat. Tapi nyatanya sejak Gagah lulus dan wisuda aku merasa ada yang hilang. Entahlah, aku juga tidak tahu. Aku selalu berusaha menepis pikiran tentang Gagah. Apalagi salama ini dia juga tidak pernah memberikan sinyal apapun. Impianku untuk menikah setelah wisuda tidak terwujud. Aku belum menemukan lelaki lain yang membuat aku tertarik. Sejauh ini Gagah masih yang terbaik.
            Setahun bekerja membuatku mulai melupakan keinginanku untuk menikah. Aku mencoba meyakini saja bahwa suatu hari nanti jodohku pasti akan datang. Dan benar saja, hari itu entah mimpi apa aku malamnya tiba-tiba aku mendapat proposal ta’aruf. Aku bahkan nyaris tak percaya pengirim proposal itu adalah Gagah.
            Betapa bodohnya aku selama ini tidak pernah tahu bahwa Perwira adalah nama lengkap Gagah. Ya Tuhan mengapa Engkau begitu sudi mengirim seorang Gagah Perwira untukku. Andai ada kata yang lebih dari Alhamdulillah untuk memanjatkan syukurku ini.
            Proses ta’arufku berlangsung sebulan. Aku dan Gagah mantap untuk menikah. Hari Jumat pagi di Masjid Agung kota, Gagah mengucap janji suci itu. Air mata menjadi bukti bahagia yang tak mampu kuungkap. Barakallahu lakuma wa baraka alaikumaa wa jama’a bainakuma fii khaiir…doa yang dilantunkan oleh semua yang menyaksikan akad pernikahan kami. Alhamdulilah…



#OneDayOnePOst
 

0 komentar:

Post a Comment

© Liana's Blog, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena