Hujan sempurna
membasahi sekujur tubuhku. Enggan menunda barang lima menit saja, pasti aku tak
akan kehujanan. Sejak aku keluar kantor langit memang sudah menampakkan tanda
akan turunnya hujan. Namun aku berdoa semoga hujan sudi menunggu hingga aku
sampai di rumah. Namun apalah daya. Hanya butuh sepuluh detik, tubuhku akhirnya
basah kuyup karena hujan turun dengan derasnya tepat di pengkolan dekat rumah.
Aku bergegas kedalam
rumah setelah memarkirkan sepeda motor di teras. Kubuka pintu yang ternyata
tidak dikunci, ternyata kedua orang tuaku ada di ruang tamu. Alih-alih cemas
melihat putrinya basah kuyup, kedua orang tuaku justru tersenyum menatapku. Mereka
kemudian saling tatap, tak lama ibu bangkit dan memelukku.
“Tadi
ada tamu, Nak.” Kata Ibu.
“Siapa,
Bu?” aku melepas pelukan ibu, kasihan kalau lama-lama nanti ibu kedinginan.
“Perwira,”
sahut Bapak.
“Perwira?
Maksudnya?” aku bingung.
“Teman
kamu,” jawab Bapak.
“Tidak ada temanku
yang bernama Perwira, Pak.” Aku mencoba memutar memori otakku. Tapi tetap tak kutemukan nama Perwira
dalam daftar nama orang yang aku kenal.
“Kalau
Gagah Perwira tahu?” Ibu mendekap lembut kedua lenganku, dahiku
mengkerut.
“Sini
sebentar, Nak.” Bapak menyuruhku duduk di sampingnya. Kedua orang tuaku
sepertinya
tak sadar anaknya sedang basah kuyup.
“Ini
proposal ta’aruf dari Gagah Perwira.” Kata Bapak.
Meskipun agak
kaget karena baru kali ini aku menerima proposal ta’aruf, tapi hatiku biasa
saja. Nama Gagah memang mengingatkanku pada seseorang, tapi aku tak tahu siapa
Gagah Perwira. Kubuka amplop besar di tanganku. Ada beberapa lembar kertas,
kuraih sebuah foto di dalamnya.
Tiga
detik menatap foto itu, aku sempurna mematung. Jantungku serasa berhenti
berdetak. Tak sadar tanganku bergetar (mungkin karena kedinginan), mataku perih
(mungkin kelilipan). Aku memeluk ibu, menangis. Ibu mendekapku semakin erat.
*BERSAMBUNG…
(belum kasih judul hihi)
#OneDayOnePost